KOMUNITAS ANGKLUNG : Bayu Prakoso bersama komunitas Angklung yang dibentuinyal |
Bayu Prakoso sangat peduli terhadap lingkungan. Kepeduliannya ini tumbuh sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ia melakukan pembibitan beberapa jenis pohon dan membagikannya kepada lembaga pendidikan maupun masyarakat. Rasa cintanya terhadap lingkungan pun bertambah sejak menjadi Duta Lingkungan Persahabatan Kota Pontianak.
CHAIRUNNISYA
SEKILAS Bayu Prakoso (21) terlihat kalem. Tetapi saat berbicara soal lingkungan dan komunitasnya, ia begitu semangat. Sesekali senyum pun menghiasi wajah tampannya.
“Saya begitu tertarik dengan persoalan lingkungan. Sejak SMP memang sudah tertarik,” ujar anak pertama dari dua bersaudara pasangan Yoyok Soesetyo dan Nuryulida Boesri ini. Ketika bersekolah di SMPN 2 Pontianak, Bayu melakukan pembibitan pohon Jarak. Kegiatan ini pun dilanjutkannya saat menginjak bangku SMA di SMAN 7 Pontianak. Tak tanggung-tanggung, ia membibitkan 1.000 pohon jarak. Bibit-bibit ini pun dibagikan ke sekolah. “Tetapi tidak banyak yang dibagikan, hanya sekitar 50 bibit saja saat ada acara penghijauan di sekolah,” katanya.
Sejak duduk di bangku sekolah, Bayu juga terus mengajak teman-temannya untuk peduli terhadap lingkungan. Tetapi upaya ini tak dilakukannya dengan mudah. Berbagai reaksi dari teman-teman diperolehnya. Ada yang peduli, ada juga yang tak peduli dengan ajakannya.
“Makanya dari dulu saya ingin sekali menjadi Duta Lingkungan. Hal ini untuk mempermudah sosialisasi tentang lingkungan kepada teman-teman,” ujarnya.
Akhirnya, keinginan Bayu pun terkabul. Ia berhasil terpilih sebagai Duta Lingkungan Persahabatan Kota Pontianak periode 2013-2015. Pemilihan tersebut diselenggarakan setiap dua tahun. Dengan terpilih sebagai Duta Lingkungan Persahabatan Kota Pontianak, aksi terhadap lingkungan pun semakin sering dilakukan.
Saat ini Bayu tergabung dalam Komunitas Duta Lingkungan Hidup (Kotaku) atau Forum Komunikasi Duta Lingkungan Hidup Kota Pontianak (FKDLH) yang mulai aktif sejak 2008. Komunitas ini sebagai penyuluh lingkungan terutama bagi generasi muda. Bayu bersama komunitasnya mengajak generasi muda Pontianak bersama-sama melakukan penghijauan, menanam pohon, dan peduli terhadap kebersihan lingkungan.
“Kami melakukan pembibitan dan dibagikan ke siapa saya yang meminta asalkan ditanam dengan baik,” katanya.Menurut Bayu,kegiatan pembagian ini didukung oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak. Rencananya terus dilaksanakan setiap Jumat pada minggu pertama dan minggu ketiga dalam sebulan. Bibit yang sudah ditaman sekitar 150 bibit pohon pucuk merah dan sedikitnya 50 bibit ceri kersen.
Tak hanya dalam Komunitas Kotaku, Bayu juga aktif dalam Angklung Komunitas Pontianak. Dalam komunitas musik tradisional ini, Bayu juga menerapkan konsep ramah lingkungan. Setiap anggota dalam komunitas dilarang merokok.
“Anggota juga wajib membuang sampah pada tempatnya dan tidak merusak tanaman yang ada,” ujar mahasiswa FKIP Untan ini.Saat ini, Angklung Komunitas Pontianak sedang melakukan penanaman apotek hidup dan tanaman yang diperlukan sehari-hari seperti cabai dan tomat. “Ketika selesai tampil, anggota harus memungut kembali kotak konsumsi dan membuangnya di tempat sampah. Tidak boleh membuang sisa konsumsi sembarangan,” kata Bayu, yang bercita-cita sebagai Menteri Pariwisata ini.
Kepedulian terhadap lingkungan ini juga dituangkan melalui karya tulis. Bayu menulis tentang lingkungan, penduduk, budaya, dan pendewasaan usia perkawinan. Tulisan ini pun mengantarkannya menjadi Juara 1 Nasional Penulisan Kreatif BKKBN Tahun 2013.
Bayu menuturkan dirinya tertarik dan begitu peduli terhadap lingkungan karena bumi sebagai tempat tinggal manusia yang harus dijaga. Bumi merupakan lingkungan terbesar kedua setelah lautan dan tempat perpijak makhluk hidup. Di bumi manusia mencari makan, berkeluarga, dan bernafas.
“Jadi semua manusia harus tetap menjaga lingkungan di bumi agar tetap nyaman untuk ditinggali,” ungkapnya.
Kendati kegiatannya cukup banyak, Bayu mengaku tak merasa lelah melakukan aksi di bidang lingkungan. Ia berpegang ucapan pendiri Saung Angklung Udjo di Bandung, Udjo Ngalagena yakni “Lakukan dengan cinta, tanpa cinta kamu akan mati sebelum kamu mati”.“Saya berharap dengan banyaknya yang peduli terhadap lingkungan dan kebersihan, Kota Pontianak bisa meraih penghargaan Adipura kembali,” katanya.***
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !