![]() |
Gambar dari Internet |
PONTIANAK - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat meminta Pedagang Gula Antar Pulau Terdaftar (PGAPT) untuk memasukkan gula ke Kalbar. Hal ini untuk mengatasi langkanya gula pasir sepekan terakhir.“Kami meminta PGAPT terdaftar yang sudah mengajukan agar memasukkan gula ke Kalbar, sesuai dengan persyaratan dokumen yang diperlukan,” ungkap Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Kalbar Mahmudah, kemarin.
Menurut Mahmudah, seluruh PGAPT harus melengkapi semua persyaratan untuk memasukkan gula agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Dengan syarat yang lengkap, gula yang dijual tidak dianggap ilegal.Di Kalbar, lanjut Mahmudah, ada sekitar 15 hingga 16 PGAPT pada tahun ini. Cukup tidaknya gula yang dimasukkan, tergantung dari permintaan mereka.
“Kami meminta PGAPT memasukkan gula yang layak konsumsi. Gula ini bisa dari Jawa, Lampung, maupun NTB. Di sana ada pabriknya,” ungkap Mahmudah. Ia menjelaskan kelangkaan gula yang terjadi belakangan ini dikarenakan terjadinya razia besar-besaran gula ilegal. Selama ini sebagian besar yang beredar di Kalbar adalah gula ilegal.
“Sesuai tupoksi, kami hanya melakukan pembinaan dan pengawasan, kemudian melaporkan secara berjenjang kepada kementerian. Terkait gula ilegal, (merupakan kewenangan) polisi,” ungkapnya.Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pemilihan Kalimantan Barat, Kamaruddin Sjam meminta pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi langkanya gula kristal putih di Kalbar. “Pemerintah harus turun tangan. Bayangkan, saya diberitahu kemarin bahwa gula itu hilang dari swalayan sampai warung-warung kecil,” ujarnya saat diwawancarai di Pontianak, kemarin.
Disebutkan dia, pemerintah harus mengkaji kembali arah kebijakan program ketahanan pangan dalam negeri. “Ini terkait kebijakan pemerintah yang tidak melihat kerawanan pangan kita. Selama ini apabila stok kebutuhan pangan dalam negeri, pasti selalu impor. Ini saatnya kita harus kembali memikirkan pertanian kita,” sebutnya.
Kamaruddin memaparkan, dulu Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil gula. Namun sekarang luas areal perkebunan tebu semakin menyusut. Belum lagi pabrik-pabrik gula pasir yang tak lagi produktif. “Bayangkan kebanyakan mesin yang di Jawa untuk memproduksi gula sudah sangat tua. Bahkan sejak zaman Belanda. Harusnya bagaimana pemerintah merevitalisasi mesin-mesin pengolah tersebut agar produktif kembali. Bukan dengan impor,” tandasnya.
Dia melanjutkan, Indonesia harus menjadi negara agraris yang sesungguhnya. Pasalnya, saat ini potensi kerawanan panga semakin meningkat. “Saya selalu mengkritisasi menteri pertanian, menteri perdagangan dan BUMN. Apa rencana kita untuk mengatasi kerawanan pangan. Jangan hanya impor saja, kita ini negara agraris,” sebut dia.
Namun untuk mengatasi kelangkaan gula di Kalbar saat ini, dia setuju apabila perdagangan via jalur perbatasan dibuka untuk jual-beli si manis tersebut. “Saya setuju. Apalagi sekarang jalan horizontal dari timur ke barat di perbtasan mulai dibuka. Tapi memang sarana dan prasarana jalannya belum memadai,” pungkasnya. (uni/ars)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !