Infrastruktur Jalan Tak Bertuan

Gambar dari Internet

RUSAKNYA ruas Jalan Sintang-Senaning yang menghubungkan kota Sintang dengan kawasan perbatasan Malaysia bakal berlarut-larut. Usulan Pemerintah Kabupaten Sintang kepada pemerintah pusat agar jalan tersebut dijadikan jalan nasional hingga kini belum ada realisasinya.

Sementara sebagai satu-satunya jalan yang menghubungkan Kota Sintang-Senaning tentu menjadi akses utama bagi masyarakat, selain menggunakan speedboat. Melalui angkutan air, PP Sintang-Senaning biaya yang dikeluarkan masyarakat cukup besar yakni mencapai Rp1 juta/penumpang, itu baru sampai kota Kecamatan Ketungau Hulu yakni Senaning, belum sampai pada titik batas border yakni Desa Jasa.

“ Saat ini ruas jalan Sintang-Senaning hampir tidak bisa dilewati, jika menggunakan kendaraan roda empat (mobil). Naik sepeda motor saja sulit. Satu-satunya angkutan yang bisa ditumpang adalah angkutan air dengan menggunakan speedboat, tetapi biayanya cukup mahal. Untuk itu kita minta pemerintah bisa segera memperbaiki ruas jalan Sintang-Senaning,” tutur Tito, warga Ketungau Hulu kepada Pontianak Post, kemarin.

Dikatakan Tito, berlarut-larutnya kerusakan jalan Sintang-Senaning tersebut lantaran status jalan tersebut tidak jelas, apakah jalan provinsi, kabupaten atau jalan nasional. Ketua Fraksi Grindra Sejahtera Baru DPRD Kalbar Antonius Sitomorang membenarkan kalau ruas jalan Sintang-Senaning tidak bertuan alias statusnya belum jelas, namum sudah diusulkan jadi jalan nasional, karena merupakan jalan perbatasan.

“Ruas jalan Sintang-Senaning merupakan jalan menuju border Desa Jasa yang menghubungkan ke negara tetangga yakni Malaysia, Serawak bagian timur, itu memang belum jelas statusnya. Pemerintah Kabupaten Sintang sudah mengusulkan dijadikan jalan nasional dan mungkin masih dalam proses yang mesti diselesaikan di pusat,” papar Antonius.

Menurut Sekretaris Komisi A DPRD Kalbar ini, ruas jalan Sintang-Senaning memang harus jadi jalan nasional, karena itu merupakan jalan menuju border dan border di Desa Jasa Kecamatan Ketungau Hulu ini memang sudah dispakati oleh kedua negara. Tinggal bagaimana kedua negara melanjutkan pembangunan border masing-masing di tapal batas. (aan)