Festival Drumband Dan Fashion Road
PONTIANAK—Warga Pontianak tumpah ruah menyaksikan Festival Drumband dan Fashion Road tingkat pelajar se-Kota Pontianak dan Kubu Raya untuk yang keempat kalinya. Kegiatan tersebut masih dalam satu rangkaian memeriahkan Hari Jadi ke-243 Kota Pontianak. Para peserta memulai start dari halaman Graha Pena Pontianak, Selasa (28/10) kemarin.
Beragam kreativitas pelajar terlihat dari kostum-kostum yang digunakan peserta Fashion Road. Sebagian dari mereka mengkreasi sendiri kostum tersebut, tentunya sesuai tema yaitu “Pontianak Penuh Warna”. Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, semangat pelajar sebagai anak muda terpancar saat kegiatan berlangsung.
Terbukti Pontianak Penuh Warna berhasil menarik antusiasme warga. Meski mentari bersinar terik, sekira pukul 14.00 WIB penonton mulai memadati sepanjang jalan yang dijadikan rute parade yaitu dari Jalan Gajah Mada, Jalan Dewi Sartika, sampai Jalan S Parman.
“Kegiatan seperti ini bagus sekali. Saya mengikuti semua rangkaian kegiatan HUT Kota Pontianak dan selalu nonton. Menurut saya tahun ini lebih ramai, semoga bisa ditingkatkan lagi ke depannya biar lebih ramai,” kata salah seorang warga yang menonton, Rajaah.
Rajaah sengaja mengajak anak-anaknya untuk mencari hiburan. Menurutnya, program HUT Pontianak semakin bagus. “Rumah saya di seberang. Sengaja datang ke sini buat nonton. Kebetulan rumah mertua dekat. Tadi sempat nunggu anak-anak pulang sekolah dulu baru ke sini. Lumayan buat hiburan anak-anak,” tambahnya.
Ketua Umum Drumband SMA 1 Pontianak, Muhamad Tito mengatakan persiapan mengikuti festival tahun ini lumayan panjang. Ia dan teman-temannya harus berlatih drumband sejak jauh hari selain itu untuk Fashion Road mereka menyesuaikan tema dengan memanfaatkan bahan dasar kertas berwarna dan koran.
“Kostum kita buat sendiri misalnya yang cowok dari daur ulang koran bekas. Kita juga menghadirkan ciri khas Pontianak yaitu membuat tugu Khatulistiwa, Burung Enggang, dan pasangan Bujang Dare,” jelasnya.
Nur Fajriani, seorang peserta dari SMA 2 Pontianak, mengenakan kostum seorang putri sehingga membuatnya terkesan anggun. “Tema kita adalah kerajaan penuh warna. Kostum ini bikin sendiri, persiapannya hingga tiga minggu. Menurut saya tema tahun ini lebih unik, sebab Pontianak Penuh Warna bisa masuk ke mana aja,” kata gadis yang sudah dua tahun mengikuti Fashion Road itu.
Menurut kesimpulan dua juri, dari Disbudpar Kota Pontianak, Zulkifli dan seorang designer, Walanda secara keseluruhan antusiasme peserta sangat bagus. Penilaian terhadap empat aspek sudah tercakupi, yaitu warna dan motif, kreasi busana, kerapian dan keserasian, serta performance.
“Hanya saja, ada sebagian peserta yang belum memahami tema secara benar, sehingga masih terpaku pada kostum tradisional saja. Untuk ke depannya mungkin penjelasan mengenai tema harus diperhatikan. Selain itu juga mungkin untuk peserta bisa kita tingkatkan dengan melibatkan pelajar dari daerah lain,” papar Zulkifli. (bar)
PONTIANAK—Warga Pontianak tumpah ruah menyaksikan Festival Drumband dan Fashion Road tingkat pelajar se-Kota Pontianak dan Kubu Raya untuk yang keempat kalinya. Kegiatan tersebut masih dalam satu rangkaian memeriahkan Hari Jadi ke-243 Kota Pontianak. Para peserta memulai start dari halaman Graha Pena Pontianak, Selasa (28/10) kemarin.
Beragam kreativitas pelajar terlihat dari kostum-kostum yang digunakan peserta Fashion Road. Sebagian dari mereka mengkreasi sendiri kostum tersebut, tentunya sesuai tema yaitu “Pontianak Penuh Warna”. Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, semangat pelajar sebagai anak muda terpancar saat kegiatan berlangsung.
Terbukti Pontianak Penuh Warna berhasil menarik antusiasme warga. Meski mentari bersinar terik, sekira pukul 14.00 WIB penonton mulai memadati sepanjang jalan yang dijadikan rute parade yaitu dari Jalan Gajah Mada, Jalan Dewi Sartika, sampai Jalan S Parman.
“Kegiatan seperti ini bagus sekali. Saya mengikuti semua rangkaian kegiatan HUT Kota Pontianak dan selalu nonton. Menurut saya tahun ini lebih ramai, semoga bisa ditingkatkan lagi ke depannya biar lebih ramai,” kata salah seorang warga yang menonton, Rajaah.
Rajaah sengaja mengajak anak-anaknya untuk mencari hiburan. Menurutnya, program HUT Pontianak semakin bagus. “Rumah saya di seberang. Sengaja datang ke sini buat nonton. Kebetulan rumah mertua dekat. Tadi sempat nunggu anak-anak pulang sekolah dulu baru ke sini. Lumayan buat hiburan anak-anak,” tambahnya.
Ketua Umum Drumband SMA 1 Pontianak, Muhamad Tito mengatakan persiapan mengikuti festival tahun ini lumayan panjang. Ia dan teman-temannya harus berlatih drumband sejak jauh hari selain itu untuk Fashion Road mereka menyesuaikan tema dengan memanfaatkan bahan dasar kertas berwarna dan koran.
“Kostum kita buat sendiri misalnya yang cowok dari daur ulang koran bekas. Kita juga menghadirkan ciri khas Pontianak yaitu membuat tugu Khatulistiwa, Burung Enggang, dan pasangan Bujang Dare,” jelasnya.
Nur Fajriani, seorang peserta dari SMA 2 Pontianak, mengenakan kostum seorang putri sehingga membuatnya terkesan anggun. “Tema kita adalah kerajaan penuh warna. Kostum ini bikin sendiri, persiapannya hingga tiga minggu. Menurut saya tema tahun ini lebih unik, sebab Pontianak Penuh Warna bisa masuk ke mana aja,” kata gadis yang sudah dua tahun mengikuti Fashion Road itu.
Menurut kesimpulan dua juri, dari Disbudpar Kota Pontianak, Zulkifli dan seorang designer, Walanda secara keseluruhan antusiasme peserta sangat bagus. Penilaian terhadap empat aspek sudah tercakupi, yaitu warna dan motif, kreasi busana, kerapian dan keserasian, serta performance.
“Hanya saja, ada sebagian peserta yang belum memahami tema secara benar, sehingga masih terpaku pada kostum tradisional saja. Untuk ke depannya mungkin penjelasan mengenai tema harus diperhatikan. Selain itu juga mungkin untuk peserta bisa kita tingkatkan dengan melibatkan pelajar dari daerah lain,” papar Zulkifli. (bar)
GITAPATI: Seorang gitapati saat mengatur formasi timnya. |
PERCAYA DIRI: Seorang anggota drumband memberikan intruksi. |
MERIAH: Peserta tumpah ruah mengikuti acara fashion road dan drumband. |
WARNA-WARNI: Para peserta saat berjalan menampilkan busana mereka. |
DRUM BAND:Peserta drumband saat menampilkan formasinya |
LEPAS PESERTA: Tamu undangan melepas peserta fashion road dan drumband. |
REKOR MURI: Pihak Museum Rekor Indonesia (Muri) memberikan sertifikat pemecahan rekor Muri kain tenun Sambas terpanjang. |
ANGKUT PESERTA: Mengunakan kendaraan truk peserta datang ke perlombaan. |
DIARAK: Kain tenun Sambas terpanjang saat diarak. |
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !