![]() |
Gambar dari Internet |
PONTIANAK— Kekayaan alam yang luar biasa ternyata belum menjamin rakyat Indonesia menikmati kesejahteraan hidup. Harta warisan yang melimpah justru menjadi objek jarahan segelintir orang demi kekayaan probadi. Seperti para koruptor. Berbagai penjarahan aset dan kekayaan negara, habis digarap mereka.
“Oknum itu biasanya adalah penguasa pada level eksekutif, legislatif, dan yudikatif,” kata Pengamat Hukum dari Universitas Tanjungpura, Hermansyah. Dia menilai, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) pun menjadi varian kata yang akrab di telinga rakyat Indonesia. Jeratan hukum seakan tak memberikan efek jera bagi para koruptor tersebut. Dorongan nafsu ketika memegang kontrol kekuasaan untuk mengeruk keuntungan, menjadi faktor utama.
“Koruptor yang tertangkap tidak merasa jera hal itu. Kenapa demikian? karena setelah menjalani masa hukuman masih bisa dijadikan pejabat negara “ tuturnya kepada Pontianak Post.Bahkan, lanjutnya, lembaga khusus untuk memberantas korupsi pun sudah dibentuk pascapelarian aset negara secara besar-besaran ke Luar Negeri. Namun, keberadaan lembaga itu sepertinya belum mampu mengendurkan nyali para pejabat serakah itu.
Di Kalbar sendiri, Kejaksaan Tinggi setempat mencatat ada 55 kasus tindak pidana korupsi selama 2013 ini. Seperti diungkapkan Asisten Pidana Khusus Kejati Kalbar, Didik Istiyanta, puluhan kasus tersebut terbagi menjadi tiga penanganan; penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan.Didik menuturkan, pada 2011 Indonesia berada pada ranking 110 dari 178 negara dalam tipikor ini. Di tahun 2012 sempat turun pada urutan 100 dari 183 negara. Namun di tahun 2013 ini, kasus tipikor beranjak naik dengan urutan 118 dari 182 negara.
Jika dilirik dari informasi itu, kata dia, lembaga yang berwenang belum mampu meminimalisir tipikor. Demikian juga dalam menyelamatkan kekayaan negara, sepertinya sangat sulit.Untuk itu, selaku aparatur penegak hukum di kejaksaan, Didik sangat tegas ketika menjalankan kinerjanya. Dirinya terus mengintai jejak para koruptor yang sudah masuk dalam targetnya.“Ya, walau dinilai belum maksimal, saya terus memberi semangat pada kawan-kawan untuk meminimalisir tipikor ini,” pungkasnya. (rmn)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !