BERAGAM kegiatan dilakukan dalam menyemarakkan Hari Jadi Kota Pontianak ke 242. Kegiatan diawali dengan Balap Kopi di Jalan Gajahmada. Acara yang baru kali pertama digelar ini diikuti karyawan hotel, rumah makan, restoran dan warung kopi. Suasana begitu meriah tatkala para peserta berlari membawa lima gelas kopi dalam nampan.
Rangkaian kegiatan lainnya adalah pemilihan Bujang dan Dare Pontianak, Arakan Pengantin, Tarian Melayu dan Festival Meriam Karbit pada Minggu (20/10) di Taman Alun Kapuas. Sabtu (26/10) mendatang akan digelar Drum Band dan Fashion Road untuk pelajar dari SD, SMP dan SMA.
Festival Meriam Karbit kemarin terlihat begitu meriah. 15 meriam berjejer dipinggir Sungai Kapuas. Tampilan meriam kali ini cukup beda. Masing-masing kelompok menghiasi meriam dengan cat air sehingga begitu menarik. Ada gambar Jembatan Kapuas. Ada pula gambar buaya, bunga mawar dan beragam motif lainnya.
“Lukisan meriam ini memang menjadi salah satu kriteria penilaian,” kata Budi Darmawan, Panitia Festival Meriam Karbit dari Pontianak Post. Ini sudah menjadi kesepakatan komunitas meriam yang ada disepajang pinggir Sungai Kapuas.
Budi mengapresiasi para peserta. Lukisan pada meriam benar-benar indah sehingga menarik untuk dipandang. Masyarakat tidak saja bisa merasakan getar dan bunyi meriam yang cukup kuat, namun juga disuguhkan dengan lukisan yang ada pada meriam.
Antusiasme warga Pontianak menyaksikan kegiatan ini cukup tinggi. Sejak pukul 14.00 WIB, Taman Alun Kapuas telah dijejali warga. Permainan yang baru dimulai pukul 16.00 WIB itu berkahir pukul 22.00 WIB. Warga tak hanya bisa mendengarkan bunyi meriam, namun juga bisa turut serta membunyikan. “Biar bisa merasakan bagaimana menyulut meriam itu. Uji mental juga sekalian,” tambah Budi.
Permainan meriam di pinggir Sungai Kapuas yang sudah melegenda juga menjadi inspirasi sekelompok pemuda untuk menjadikannya soevenir gantungan kunci. Harga yang ditawarkan Rp10 ribu. Bahan yang dibuat cukup sederhana. “Lumayan untuk oleh-oleh pulang dari Pontianak,” kata Adi Putra, warga Jakarta yang kebetulan sedang bertugas di ibukota Kalimantan Barat ini. Dia sangat kaget mendengarkan bunyi meriam. Namun merasa tertantang untuk berani membunyikan.**
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !